Call of Duty Black Ops 7: Kekhawatiran Pengembang Tentang Dua Rilis Berturut-Turut
Waralaba Call of Duty yang Tak Pernah Redup
remingtoncosmo.com – Selama lebih dari 20 tahun, Call of Duty menjadi salah satu waralaba game first-person shooter (FPS) paling populer di dunia. Sejak dirilis pertama kali pada tahun 2003, seri ini terus menghadirkan pengalaman intens dalam peperangan modern maupun konflik sejarah. Banyak gamer yang tumbuh bersama seri ini, dan bagi sebagian besar pemain, memainkan Call of Duty menghadirkan nostalgia serta adrenalin yang khas.
Namun, seiring dengan semakin banyaknya judul yang dirilis, muncul satu pertanyaan besar: apakah Call of Duty mulai terasa usang? Kekhawatiran ini semakin nyata ketika Treyarch, pengembang di balik Black Ops 6 dan Black Ops 7, secara terbuka mengakui ada rasa cemas mengenai rilis dua game Black Ops berturut-turut dalam waktu singkat.
Kekhawatiran Treyarch: Black Ops 6 dan Black Ops 7 Terlalu Mirip?
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan CharlieIntel (via Dexerto), Yale Miller, direktur produksi senior Treyarch, memberikan pernyataan yang cukup jujur. Ia ditanya apakah ia khawatir Call of Duty: Black Ops 6 yang dirilis pada 2024 dan Black Ops 7 yang akan hadir pada 14 November 2025 akan terasa terlalu mirip.
Jawabannya mengejutkan banyak orang.
“Saya rasa jawaban yang jujur adalah ya. Saya khawatir tentang itu. Jelas, ada rencana untuk dua game Modern Warfare dan kemudian game ini. Jadi, kami tidak bisa sepenuhnya menghindari kekhawatiran tersebut.”
Pernyataan ini menggambarkan realita bahwa meskipun Call of Duty adalah mesin penjual jutaan kopi tiap tahun, tetap ada risiko kejenuhan jika formula yang digunakan terlalu repetitif.
Sejarah Pengulangan di Call of Duty
Faktanya, merilis dua game yang saling berurutan bukanlah hal baru bagi Activision. Seri Modern Warfare juga mengalami hal serupa:
-
Call of Duty: Modern Warfare 2 (2022)
-
Call of Duty: Modern Warfare 3 (2023)
Keduanya adalah sekuel dari reboot Modern Warfare 2019, bukan kelanjutan dari Modern Warfare klasik (2007, 2009, 2011). Strategi ini sempat menuai pro dan kontra, karena meski membawa cerita lanjutan, sebagian pemain merasa inovasi gameplay tidak cukup signifikan.
Situasi yang sama kini dihadapi oleh Black Ops 6 (2024) dan Black Ops 7 (2025). Kedua game ini dikembangkan oleh studio yang sama, Treyarch, dengan jarak perilisan hanya satu tahun.
Risiko Inovasi yang Terbatas
Mengapa kekhawatiran ini penting? Karena game tahunan biasanya memiliki waktu pengembangan yang sangat singkat. Untuk menghadirkan sesuatu yang benar-benar baru—baik dalam hal mekanik gameplay, mode multiplayer, ataupun kualitas grafis—pengembang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Dengan jarak rilis hanya 12 bulan, muncul risiko bahwa Black Ops 7 hanya akan terlihat seperti ekspansi besar dari Black Ops 6, alih-alih sebuah judul baru yang segar. Ini tentu bisa memengaruhi antusiasme pemain, terutama mereka yang menginginkan pengalaman berbeda di setiap seri Call of Duty.
Strategi Activision: Antara Bisnis dan Kreativitas
Tak bisa dipungkiri, keputusan Activision untuk terus merilis game tahunan berakar pada alasan bisnis. Call of Duty adalah sumber pendapatan utama, dengan penjualan jutaan kopi setiap tahun ditambah microtransaction dari mode multiplayer dan Warzone.
Namun, strategi bisnis ini bisa berbenturan dengan kebutuhan kreativitas pengembang. Treyarch dan studio lain seperti Infinity Ward serta Sledgehammer Games sering kali harus berpacu dengan waktu untuk memenuhi tenggat. Alhasil, ada risiko game terasa kurang matang atau tidak cukup berbeda dibanding seri sebelumnya.
Pelajaran dari Modern Warfare
Pengalaman Activision dengan Modern Warfare bisa menjadi cermin bagi Black Ops. Rilis beruntun pada 2022 dan 2023 menuai kritik karena dianggap minim inovasi, meski tetap laris secara penjualan. Gamer hardcore merasa franchise ini semakin bergeser menjadi formula yang aman, tanpa keberanian untuk melakukan terobosan besar.
Jika hal yang sama terjadi pada Black Ops 7, ada kemungkinan waralaba ini akan mengalami penurunan minat jangka panjang, meski tetap menguntungkan dalam jangka pendek.
Apa yang Bisa Diharapkan dari Black Ops 7?
Meski ada kekhawatiran, Treyarch tetap berupaya menghadirkan inovasi dalam Black Ops 7. Beberapa rumor menyebutkan bahwa:
-
Akan ada peningkatan grafis signifikan berkat optimalisasi untuk konsol generasi terbaru.
-
Mode campaign akan lebih mendalam, dengan alur cerita yang lebih kelam khas Black Ops.
-
Multiplayer akan mendapatkan map dan mode baru yang lebih variatif.
-
Integrasi dengan Call of Duty: Warzone akan diperkuat, menghadirkan pengalaman lebih mulus antara game utama dan battle royale.
Jika semua ini terealisasi, Black Ops 7 mungkin tetap mampu menarik minat gamer meskipun hadir tak lama setelah Black Ops 6.
Reaksi Komunitas Gamer
Di kalangan gamer, kabar tentang rilis dua Black Ops berturut-turut memicu perdebatan. Beberapa fans optimistis karena percaya Treyarch mampu menghadirkan kualitas tinggi meskipun jadwal padat. Namun, sebagian lain skeptis dan menganggap hal ini hanya strategi untuk “memeras” franchise.
Forum dan media sosial menunjukkan bahwa banyak gamer menginginkan lebih banyak waktu pengembangan agar setiap seri benar-benar berbeda. Beberapa bahkan menyarankan Activision untuk mengubah model rilis tahunan menjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, agar kualitas bisa lebih terjaga.
Masa Depan Call of Duty
Pernyataan jujur dari Yale Miller adalah refleksi bahwa bahkan pengembang sendiri menyadari risiko kelelahan franchise. Pertanyaannya, apakah Activision mau mengambil langkah berani dengan memperpanjang siklus rilis, atau tetap mempertahankan strategi tahunan?
Jika Call of Duty ingin tetap relevan dalam dekade berikutnya, inovasi harus lebih diprioritaskan ketimbang sekadar menjaga penjualan tahunan. Dengan hadirnya pesaing baru di genre FPS, seperti Battlefield, Valorant, dan game indie kreatif, posisi Call of Duty tidak bisa hanya mengandalkan nama besar.