virtua fighter

Kontroversi Presentasi Virtua Fighter Baru di Tokyo Game Show 2025

Tokyo Game Show dan Ekspektasi Tinggi Para Gamer

remingtoncosmo.comTokyo Game Show (TGS) adalah salah satu ajang tahunan terbesar di industri video game, di mana publisher dan developer memamerkan game terbaru mereka kepada dunia. Setiap tahun, para penggemar menunggu dengan penuh antusias untuk menyaksikan cuplikan perdana, demo eksklusif, atau bahkan pengumuman mengejutkan dari berbagai studio ternama.

TGS 2025 pun tidak terkecuali. Dengan lineup yang mencakup PlayStation, Xbox, Capcom, Square Enix, hingga Sega, publik memiliki harapan tinggi. Namun, di antara berbagai presentasi besar tersebut, ada satu acara yang justru meninggalkan kesan buruk: Sega dan RGG Studio dengan panel “New Virtua Fighter Project”.

Sega dan New Virtua Fighter Project: Harapan yang Tinggi, Hasil Mengecewakan

Bagi banyak penggemar game fighting, Virtua Fighter adalah seri legendaris. Pertama kali dirilis pada tahun 1993, game ini dianggap sebagai pionir fighting 3D modern. Meski popularitasnya sempat meredup di bawah bayang-bayang Tekken dan Street Fighter, kabar tentang Virtua Fighter baru langsung membangkitkan rasa penasaran.

Saat Sega mengumumkan bahwa game tersebut akan tampil di “Tokyo Game Show Special Stage”, ekspektasi pun melonjak. Deskripsi acara resmi menyebutkan bahwa penonton akan mendapat “ikhtisar sistem pertarungan”, sebuah klaim yang membuat banyak orang percaya akan ada demo gameplay langsung.

Apalagi, Sega menghadirkan Tokido, salah satu pemain game fighting paling berprestasi sepanjang masa, sebagai tamu spesial. Kehadirannya semakin memperkuat keyakinan bahwa presentasi ini akan menampilkan sesuatu yang signifikan. Namun kenyataan berkata lain.

Presentasi yang Mengecewakan: “Ini Bisa Jadi Email”

Alih-alih menampilkan gameplay baru atau demonstrasi sistem pertarungan, presentasi Sega lebih menyerupai rapat internal perusahaan. Para penonton hanya disuguhi slide presentasi dan cuplikan lama yang sebelumnya sudah pernah dipamerkan di ajang EVO 2025.

Baru pada akhir acara, Sega menampilkan teaser singkat yang mengisyaratkan kehadiran karakter baru. Sayangnya, teaser itu sangat minim informasi. Tidak ada nama, tidak ada detail, bahkan tidak ada gameplay. Bagi banyak orang, teaser tersebut tidak cukup untuk mengangkat kembali suasana yang sudah terlanjur mengecewakan.

Reaksi penonton pun keras dan lugas. Di kolom komentar siaran, banyak yang menuliskan:

  • “Ini bisa saja email.”

  • “Bangun jam 4 pagi cuma untuk ini? Keterlaluan.”

  • “Rasanya seperti mahasiswa yang belum siap presentasi dan asal jalanin biar selesai.”

  • “Bagaimana bisa kita dapat lebih banyak rekaman Kingdom Hearts 4 daripada Virtua Fighter baru?”

Komentar-komentar ini menggambarkan betapa besar jurang antara ekspektasi dan realita.

Konteks: Mengapa Presentasi Ini Penting?

Kekecewaan penggemar sebenarnya bisa dimengerti. Virtua Fighter sudah hampir satu dekade absen dari kancah utama game fighting. Seri terakhir, Virtua Fighter 5 Final Showdown, dirilis pada 2012, dan meskipun ada edisi remaster pada 2021, penggemar tetap menunggu konten baru.

Dengan begitu lamanya penantian, kehadiran New Virtua Fighter Project seharusnya menjadi momentum penting bagi Sega untuk membangkitkan kembali hype. Namun alih-alih momentum positif, presentasi ini justru memperburuk sentimen komunitas.

Belajar dari Kompetitor: Street Fighter, Tekken, dan Mortal Kombat

Sega sebenarnya bisa mengambil pelajaran dari pesaing mereka.

  • Capcom dengan Street Fighter 6 sukses besar berkat strategi komunikasi yang jelas: trailer detail, demo publik, dan roadmap konten pasca-rilis.

  • Bandai Namco dengan Tekken 8 memberikan update rutin dengan gameplay baru, karakter tambahan, dan turnamen showcase.

  • NetherRealm Studios dengan Mortal Kombat 1 konsisten merilis trailer karakter dengan gaya sinematik yang membuat hype terus terjaga.

Sebaliknya, Sega justru memilih jalur komunikasi minim dan presentasi membingungkan, yang membuat banyak orang mempertanyakan keseriusan mereka terhadap proyek ini.

Virtua Fighter: Game Legendaris yang Layak Mendapat Kebangkitan

Terlepas dari kegagalan presentasi, penting untuk diingat bahwa Virtua Fighter memiliki warisan yang sangat besar. Game ini adalah salah satu pionir yang memperkenalkan pertarungan 3D, sistem hitbox realistis, serta gameplay berbasis strategi dan kecepatan.

Banyak developer fighting modern bahkan mengakui pengaruh Virtua Fighter terhadap desain game mereka. Oleh karena itu, seri ini sebenarnya punya potensi besar untuk bersaing dengan Tekken atau Street Fighter, asalkan Sega bisa mengemas ulang dengan strategi pemasaran dan konten yang relevan.

Komunitas Gamer: Antara Harapan dan Frustrasi

Reaksi penggemar di TGS 2025 bukan hanya tentang kekecewaan terhadap presentasi, melainkan juga ungkapan frustrasi setelah bertahun-tahun menunggu. Banyak gamer merasa Sega tidak serius memanfaatkan potensi Virtua Fighter.

Beberapa komentar di forum bahkan menyarankan agar Sega bekerja sama dengan publisher lain atau membuka akses early beta agar gamer bisa melihat perkembangan nyata, bukan hanya presentasi kosong.

Namun di sisi lain, masih ada kelompok penggemar yang optimis. Mereka percaya bahwa meski presentasi buruk, Sega tetap memiliki kesempatan untuk membalikkan keadaan dengan reveal besar berikutnya.

Dampak Jangka Panjang untuk Sega dan RGG Studio

Kegagalan presentasi ini bisa berdampak pada dua hal:

  1. Menurunnya kepercayaan komunitas – Sega harus bekerja ekstra keras untuk membuktikan bahwa New Virtua Fighter Project benar-benar ada dan layak dimainkan.

  2. Tekanan internal – RGG Studio, yang selama ini dikenal lewat seri Like a Dragon/Yakuza, mungkin harus menanggung kritik tambahan karena dianggap gagal memberikan presentasi yang layak.

Jika Sega tidak segera memperbaiki strategi komunikasi mereka, Virtua Fighter berisiko kembali terlupakan, bahkan sebelum sempat bangkit.

Apa yang Harus Sega Lakukan Selanjutnya?

Agar bisa mengembalikan kepercayaan pemain, Sega perlu melakukan langkah konkret, seperti:

  • Merilis cuplikan gameplay nyata secepatnya.

  • Memberikan roadmap pengembangan yang jelas.

  • Mengadakan beta terbuka untuk komunitas.

  • Melibatkan pro player tidak hanya sebagai pembawa acara, tetapi juga sebagai tester yang memberikan masukan.

Langkah-langkah ini bisa membantu mengembalikan antusiasme yang sempat hancur di TGS 2025.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *